Minggu, 29 Maret 2015

Minirama: Kota Jambi Diserang Belanda

Pada 29 Desember 1948 pesawat terbang Belanda melakukan pengeboman di beberapa tempat, seperti Kenali Asam, Tempino, Bajubang, dan Lapangan Terbang Paal Merah. Pada siang harinya, sekitar jam 14.00 Belanda kembali menyerang Kota Jambi sambil menerjunkan Pasukan Para Komando Troeps (pasukan payung) yang memakai baret merah sebagai pasukan penyerbu. 

Dalam situasi demikian Komandan STD (Sub Territorium Djambi) memerintahkan melalui Sersan Mayor Kadet Rd. Suhur kepada Komandan Keur Corps Kapten A. Bakar agar konvoi mobil di Simpang Kapuk yang sedianya dipindahkan ke luar Kota Jambi dipindahkan ke tempat yang lebih aman dari serangan udara, yaitu di bekas pabrik karet Rubber Unie (Broni) yang rindang pepohonan. Serangan pasukan Belanda dengan Komando Para juga dibantu satu Batalyon Bezetting Troeps sebagai pasukan pendukung yang datang melalui Sungai Batanghari pada 30 Desember 1948.


Menghadapi serangan tentara Belanda tersebut, pasukan STD memberikan perlawanan gigih untuk mempertahankan tempat-tempat strategis. Disayangkan, persenjataan pasukan STD tidak dapat berfungsi baik karena disabotase. Oleh karena sebagian besar Kota Jambi diduduki tentara Belanda, Komandan STD menginstruksikan agar Kapten A. Bakar bersiap-siap berangkat ke luar Jambi sambil menunggu perintah pelaksanaan selanjutnya. Komandan STD Kolonel Abunjani bersama Kepala Staf STD Mayor Brori Mansur memerintahkan Kapten A. Bakar beserta rombongan ke luar Kota Jambi pada malam harinya. 

Apabila Kenali Asam dan Simpang III Sipin tidak dapat dilewati, rute pengunduran melalui sungai sebagaimana yang disarankan Letnan Dua R. Sumardi agar anggota CPM dan rombongan bertemu di Dusun Selat. Kapten A. Bakar bertekad tetap menerobos pertahanan Pasukan Para Belanda di Simpang III Sipin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar